Sabtu, 09 Februari 2013


KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr.Wb
            Segala fuja dan fuji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
            Alhamdulillah atas berkat rahmat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “permasalahan kata” tentunya diajukan untuk memenuhi persyaratan nilai mata kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen mata kuliah Dede Supendi,S.Pd.I.
            Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini dengan baik.
            “Tak ada gading yang tak retak” begitulah ungkapan yang pantas untuk makalah ini, karena masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan.
            Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas
Wassalamualaikum Wr.Wb










Purwakarta,     Oktober 2012


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI              ..............................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................1
BAB II Kajian Teoritis
            2.1 Pengertian tentang kata ......................................................................2
            2.2 Makna kata (semantik) ........................................................................3
            2.3 Macam dan penggunaan kamus ........................................................6
            2.4 Bentuk-bentuk kata (morfologi) ...........................................................6
BAB III Pembahasan Masalah
            3.1 Kajian Objek Riset ..............................................................................8
BAB IV Penutup
            4.1 Kesimpulan .........................................................................................9
            4.2 Rekomendasi ......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA














ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam suatu pembicaraan sering terjadi seseorang sulit menguraikan suatu peristiwa atau tidak dapat menyampaikan gagasan melalui kata-kata serta kalimat yang tepat sehingga terjadi penjelasan yang berbelit-belit, panjang lebar, dan kurang terarah. Hal ini menyebabkan pendengar sulit memahami maksud yang disampaikan oleh pembicara da dapat terjadi salah pengertian.
      Untuk menyampaikan maksud pembicaraan, seseorang akan berupaya menggunakan berbagai kata atau ungkapan yang dapat mewakili makna atau konsep yang ingin diutarakan. Setidaknya ia memahami dam menguasai berbagai istilah kata yang berkaitan dengan topik yang akan disampaikan.
      Namun, seseorang belum tentu dapat dengan baik mengutarakan atau menjelaskan apa yang sudah dipahami tersebut lewat kata-kata atau kalimat yang tepat dan efektif. Ketidakefektifan seseorang dalam menyampaikan sesuatu dapat disebabkan kurang menguasai kosakata, bentukan kata, atau ungkapan kata yang sesuai dengan topik, gagasan atau maksud yang ingin diungkapkan.

1.2  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun tertarik untuk menguraikan lebih lanjut melalui beberapa rumusan diantaranya:
1.    Pengertian tentang kata
2.    Makna kata (semantik)
3.    Macam dan penggunaankamus
4.    Bentuk-bentuk kata








1
BAB III
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Tentang Kata
            Kata adalah sekumpulan huruf yang mempunyai arti. Definisi kata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. (Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa : 395).
            Kata juga merupakan kesatuan-kesatuan terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas bagian-bagiannya dan yang mengandung suatu ide.
Macam-macam kata berdasarkan bentuknya:
1.    Kata dasar
Kata dasar yaitu kata yang dapat berdiri sendiri, tidak diawali dan tidak di akhiri imbuhan. Dalam penulisannya kata dasar ditulis serangkai atau ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh: kerja, dapat, buat, bawa, petik dan lain-lain.
2.    Kata berinbuhan (afiks)
Imbuhan (afiks) adalah bentuk kata terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar akan mengubah makna. Dalam bahasa indonesia, imbuhan penting sekali dalam menentukan arti kata.
Contoh: dimakan  berbeda artinya dengan termakan, berbeda pula dengan makanan.
            Macam-macam imbuhan:
·         Prefiks (awalan)
Prefiks atau awalan adalah suatu unsur yang secara struktur diikatkan di depan sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Diantaranya, di-, ter-, se-, ke-, pe-, per-, me-, dan ber-.
Contoh: dijual, terjual, seindah, kedepan,  dan lain-lain.
·         Sufiks (akhiran)
Sufiks atau akhiran adalah semacam morfem terikat yang dilekatkan di belakang suatu morfem dasar. Diantaranya, akhiran -kan, -i, -an, -nya, -man, -wan, dan wati.
Contoh: ambilkan, mrngobati, bantuan dan lain-lain
2
·         Konfiks (imbuhan)
Konfik adalah gabungan dua macam imbuhan atau lebih yang bersama-sama membentuk satu arti. Diantaranya, konfiks ke-an, per-an, pe-an, se-nya.
Contoh: kemajuan, pekerjaan, perbaikan, sebaik-baiknya
·         Gabungan imbuhan
Adalah pemakaian beberapa imbuhan sekaligus pada suatu kata dasar yang masing-masing mempertahankan arti dan fungsinya. Diantaranya, gabungan me-kan, di-kan, memper-kan, diper-kan, ber-an.
Contoh: mempertahankan, berpelukan.

2.2 Makna Kata (Semantik)
            Semantik adalah bagian dari tata bahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal mula an perkembangan dari arti suatu kata. Menurut Katz (1971:3) semantik adalah studi tentang makna bahasa. Menurut Kridalaksana dalam Kamus Linguistik, semantik adalah bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara.
Jenis makna

http://robita.files.wordpress.com/2011/03/janis-makna.jpg?w=630
3
Makna leksikal adalah makna yang terdapat pada kata tersebut secara utuh, sesuai dengan bawaannya. Contoh “Tikus itu mati diterkam kucing”, makna kata ‘tikus’ pada kalimat tersebut adalah ‘binatang tikus’, bukan yang lainnya.
Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apa pun.
Makna generik adalah makna konseptual yang luas, umum, yang mencakup beberapa makna konseptual yang khusus maupun umum. Contoh kata ‘sekolah’ dalam kalimat “Sekolah kami menang”, bukan hanya gedung sekolahnya saja yang menang, tetapi juga mencakup guru-gurunya, muridnya, dan warga sekolah lainnya. Bila kita berkata, “Ani sekolah di Lampung”, hal ini sudah tidak dapat dikaitkan dengan makna konseptual sekolah, tetapi sudah lebih luas yaitu Ani belajar di gedung yang namanya sekolah dan sekolah tersebut berada di Lampung.
Makna spesifik adalah makna konseptual yang khusus, khas, dan sempit. Contoh pada kalimat “Pertandingan sepak bola itu berakhir dengan kemenangan Bandung”, yang dimaksud hanya beberapa orang yang bertanding saja, bukan seluruh penduduk Bandung.
Makna asosiatif disebut juga makna kiasan. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata dengan keadaan di luar bahasa. Contoh kata ‘bunglon’ berasosiasi dengan makna ‘orang yang tidak berpendirian’, kata ‘lintah darat’ berasosiasi dengan makna ‘orang yang suka memeras (pemeras) atau pemakan riba’.
Makna konotatif adalah makna yang digunakan untuk mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar leksikalnya.
Makna afektif adalah makna yang muncul akibat reaksi pendengar atua pembaca terhadap penggunaan bahasa. Contoh “datanglah ke pondok buruk kami”, gadungan ‘pondok baru kami’ mengandung makna afektif ‘merendahkan diri’.
Makna stilistika adalah makna yang timbul akibat pemakaian bahasa. Makna stilistika berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek terutama
kepada pembaca. Makna stilistika lebih dirasakan di dalam karya sastra.
Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama. Contoh kata-kata ikan, gurame, sayur, tomat, minyak, bawang, telur, garam, dan cabai tentunya akan muncul di lingkungan dapur.

4
 Contoh lain yaitu bantal, kasur, bantal guling, seprei, boneka, selimut, dan lemari
 pakaian tentu akan muncul di lingkungan kamar tidur.

Makna idiomatik adalah makna yang ada dalam idiom, makna yang menyimpang dari makna konseptual dan gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Dalam Bahasa Indonesia ada dua macam idiom yaitu IDIOM PENUH dan IDIOM SEBAGIAN. Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan merupakan satu-kesatuan dengan satu makna. Contoh “Orang tua itu membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan anaknya”, ungkapan ‘membanting tulang’ dalam kalimat tersebut tentu memiliki satu kesatuan makna yaitu ‘kerja keras’. Idiom sebagian adalah idiom yang di dalam unsur-unsurnya masih terdapat unsur yang memilikii makna leksikal. Contoh ‘daftar hitam’ yang berarti ‘daftar yang berisi nama-nama orang yang dicurigai atau dianggap bersalah’.
Makna kontekstual muncul sebagai akibat adanya hubungan antara ujaran dengan situasi. Contoh “Saya lapar, Bu, minta nasi!” yang berarti orang tersebut berada dalam situasi yang benar-benar lapar dan ia meminta nasi.
Makna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsiinya sebuah kata dalam suatu kalimat. Contoh kata ‘mata’, secara leksikal bermakna alat/indera yang berfungsi untuk melihat, tetapi setelah digabung dengan kata-kata lain menjadi ‘mata pisau’, ‘mata keranjang’, ‘mata air’, ‘air mata’, dan ‘mata duitan’ maka maknanya akan berubah menjadi makna gramatikal.
Makna tematikal adalah makna yang dikomunikasikan oleh pembicara/penulis melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun penekanan pembicaraan. Contoh “Aminah anak Bapak Roni meninggal dunia kemarin”, makna dari kalimat tersebut bisa ada tiga yaitu:
(1) Aminah/anak Bapak Roni/meninggal kemarin.
(2) Aminah!/anak Bapak Roni meninggal kemarin.
(3) Aminah/anak/Bapak/Roni/meninggal kemarin.
Makna kalimat (1) adalah anak Bapak Roni yang bernama Aminah telah meninggal kemarin, kalimat (2) berarti sebuah informasi memberi tahu Aminah bahwa anak Bapak Roni yang entah siapa namanya telah meninggal kemarin, dan kalimat (3) berarti ada emmpat orang yang meinggal kemarin yaitu Aminah, anak, Bapak, dan Roni.
5
2.3 Macam dan Penggunaan Kamus
   Pada umumnya, orang mengenal kamus sebagai buku yang berisi kumpulan kata beserta artinya, padahal kamus bukan hanya berisi kumpulan kata dan artinya, meskipun memang harus diakui bahwa itulah kandungan utamanya.
Kamus adalah buku yang berisi keterangan arti kata, buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang disusun menurut abjad berikut keterangan tentang maknanya.
Adapun beberapa kegunaan dari kamus antara lain:
a)    Mencari arti kata
Banyak penterjemahnya yang mencari kata dengan langsung membuka kamus dwibahasa, padahal berdasarkan pengalaman cara itu kurang ampuh. Kita perlu mengetahui bahwa kamus dwibahasa pada umumnya adalah kamus umum sehingga isinya pun kata-kata “umum”.
Mencari kata dalam eksabahasa akan semakin terasa manfaatnya disaat kata yang dicari artinya itu memiliki banyak arti, misalnya kata expose, yang berbeda-beda maknanya dalam bidang fotografi maupun bidang kedokteran.
b)    Memeriksa ejaan
Pada saat menulis, menyunting, atau menterjemahkan memeriksa ejaan merupakan hal yang sangat penting. Dengan memeriksa ejaan kita dapat memastikan ejaan yang benar.
c)    Memeriksa kata baku
d)    Mencari padanan kata
e)    Mencari kepanjangan singkatan akronim



2.4 Bentuk-Bentuk Kata (Morfologi)
            Morfologi adalah tata bahasa yang membicarakan bentuk kata.  
Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk-beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap kelas kata dan arti kata. Morfologi mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai dasar bahasa sebagai satuan gramatikal (verhaar,1996).

6
            Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kosakata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan.
§  Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru, misalnya:
Tata                            daya                           serba
tata buku                   daya tahan                serba putih
tata bahasa               daya taik                    serba kuat
§  Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata-kata melalui pemungutan kata, misalnya:
Bank wisata
kredit santai
valuta nyeri
Kata-kata pungut adalah kata yang diambil dari kata-kata asing. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan kita terhadap nama dan penamaan benda atau situasi tertentu yang belum dimiliki oleh bahasa Indonesia. Pemungutan kata-kata asing yang bersifat internasional sangat diperlukan untuk komunikasi dalam dunia dan teknologi modern.
Kata-kata pungut itu ada yang dipungut tanpa diubah, tetapi ada juga yang diubah. Kata-kata pungut yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut bentuk serapan.
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan konsisten. Kalau kita perhatikan dengan seksama, bentukan-bentukan kata itu memiliki hubungan dengan yang satu dan yang lain. Dengan kata lain, terdapat kolerasi diantara berbagai bentukan tersebut.




7
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Kajian Objek Riset
Di kehidupan zaman sekarang dengan berkemabangnya tekhnologi pada khususnya anak remaja sering menggunakan kata yang tidak sesuai dengan EYD atau tidak lagi menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar. Dalam kehidupan sehari-hari pun jarang di temui  penggunaan kata yang tepat, contohnya sering ditemukan bahasa prokem (bahasa pergaulan) dijejaring sosial semacam facebook, twitter, maupun SMS. Bahasa prokem (bahasa gaul) adalah bahasa sandi yang dipahami oleh kalangan tertentu bersifat sementara, hanya berupa variasi bahasa, pengginaannya meliputi: kosakata, ungkpan, singkatan, intonasi, pelafalan, pola, konteks serta distribusi.
Pada umumnya kata digunakan sebagi sarana komunikasi diantara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki kata tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri.
Kosakata bahasa prokem di indonesia di ambil dari kosakata bahasa yang hidup dilingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreatifitas pemakinya, berfungsi sebagai eksfresi rasa kebersamaan. 
Contoh penggunaan kata :
Misalkan: 
§  mandi dulu dong, bau “tekcun” nie huuuuu
            Tekcun adalah kependekan dari kata “ketek beracun”









8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pembahasan terakhir dalam penulisan makalah adalah kesimpulan dari uraian dan pembahasan sebelumnya, dalam tujuan utamanya dalam makalah ini sebagaimana terurai pada bab sebelumnya, meliputi tiga point penting tentang masalah kata, diantaranya:
1.    Dalam berbahasa, haruslah berbahasa dengan baik dan benar, begitu pun dengan menggunakan kata yang harus ditingkatkan lagi, karena kata merupakan unsur yang sangat penting dalam berkomunikasi.
2.    Masalah kata dapat keluar dari norma-norma jika tidak dijaga dengan baik dan benar, sehingga tidak dapat lagi berfungsi untuk berkomunikasi. Maka dari itu, gunakanlah kata sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
3.    Dengan berubahnya perkembangan zaman , bahasa dan kata salah satunya, jarang sekali digunakan dengan bahasa sopan, apalagi ketika kita bergaul dengan orang lain, seyogyanya kita harus meningkatkan, baik itu bahasa maupun kata-kata yang biasa digunakan.

4.2 Rekomendasi
            Sebagai seorang mahasiswa yang tahu dalam segala hal, perbaikilah kata-kata dalam berbahasa agar tidak menyeleweng dari ejaan yang telah ditentukan, karena akan patalnya sebuah komunikasi ketika kita menggunakan kata-kata itu dengan tidak benar. Oleh karena itu, gunakan kata-kata sesuai dengan norma-norma yang ada,






9
DAFTAR PUSTAKA

·         Tim penulis bahasa Indonesia.2006.Buku Pintar Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang: Aneka Ilmu
·         Badudu,J.S.1980.Pelik-Pelik Bahasa Indonesia.Bandung:Pustaka  Prima
·         Santoso Ananda.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya:ALUMNI Surabaya
·         Alwi Hasan.2003.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

·         Irfannolman.blogspot.com/2012/04/masalah-kata-makalah-bahasa-indonesia.html